ALI SI SANTRI YANG BERBAKAT

Ilustrasi

Di sebuah pesantren yang cukup terkenal terletak di provinsi Jawa Timur, hiduplah seorang santri bernama Ali. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang Ibu Rumah Tangga. Ali yang dari kecil sudah terbiasa membantu kedua orang tuanya disawah. Namun, iya ingin belajar agama, mengaji, dan bisa memahami kitab suci.

Suatu hari, dia dinyatakan lulus dari Sekolah Dasar dan dia memilih untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren. Ia ingin mewujudkan mimpinya itu disini. Saat Ali masuk ke pesantren ini, ia menjadi anak yang pendiam. Ali selalu bangun lebih pagi dari teman - temannya, ia menyempatkan untuk membaca Al-Qur'an setelah shalat Tahajud dan beberapa kali Ali membaca kitab - kitab klasik yang ada di perpustakaan pesantren

Suatu hari, Ali menemukan kitab yang mengajarkan cara disiplin dan mandiri. Ia membaca kitab tersebut dan memahami isi - isinya, lalu ia nenerapkan perilaku tersebut di kehidupan sehari - hari nya. Ali yang biasanya lebih memilih diam di kamarnya sambil membaca kitab atau Al-Qur'an sekarang lebih terbuka lagi dengan teman - temannya. Jika ada teman nya yang kesulitan ia selalu datang membantu sebisanya. Ali juga memiliki bakat yang ia asah di pesantren, ia bisa membuat syair yang menyampaikan pesan - pesan penting.

Kyai yang selalu memperhatikan Ali berinisiatif untuk meminta Ali untuk menjadi contoh untuk para santri. Ali menerima perintah tersebut dengan senang hati. Ia beberapa kali memberikan ceramah - ceramah kepada para santri menggunakan syair - syair yang Ali buat sendiri. Ia sangat gembira jika para teman - temanya itu mempraktekkan ceramah yang Ali sampaikan di kehidupan sehari - hari mereka.

Suatu hari, pesantren yang Ali tempati mengadakan acara Muhadhoroh, ini adalah acara pidato atau ceramah dalam berbagai bahasa, misalnya bahasa Indonesia, Inggris, Arab. Ali merasa tertantang dengan adanya acara ini ia bisa lebih mengasah bakatnya itu. Ali memutuskan untuk ikut dan ia terus berlatih tapi ia juga tidak melupakan kewajibannya untuk shalat, mengaji, ataupun membaca Al-Qur'an. Ia membuat syair dan teks ceramah nya sendiri murni dari tangannya. Hari yang ditunggu - tunggu pun tiba. Ali sedikit gugup karena akan tampil, tapi ada teman - temannya yang terus - menerus menyemangati Ali. Dan akhirnya nama Ali dipanggil untuk naik ke panggung. Ali memulai ceramah nya dengan lancar dan sesuai dengan latihannya. Ceramah pun selesai, Ali merasa lega karena sudah bisa menampilkan cermah tersebut dengan baik dan lancar kepada para penonton. Semenjak hari itu Ali semakin hari semakin dikenal oleh para santri dan guru - guru yang ada di pesantren tersebut. Beberapa kali Ali juga mengirimkan surat untuk ayah dan ibunya yang ada di rumah. Jika Ali merasa senang ayah dan ibunya juga harus merasakan kesenangan tersebut dengan cara Ali mengirim surat kepada mereka.

Suatu hari yang indah, Ali melakukan perpulangan ke rumahnya. Ia merasa senang karena bisa bertemu langsung dengan ayah dan ibunya serta keluarga besar nya. Ketika dirumah Ali menceritakan semuanya kepada ayah dan ibunya. Ali merasa senang karena bisa mewujudkan mimpinya itu di pesantren ini dengan segala percobaan

Karya: 7D


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin